Rabu, 07 Maret 2012

arti persahabatan

Diposting oleh Rahmi Andriyani Syam di 06.48
awalnya aku merasa sendiri disini. Awalnya aku merasa begitu sepi. Hanya duduk termenung di dalam kamar. Aku takut keluar dari kamar ini. Aku takut dengan udara bebas di sana.

Namun, begitu kurasakan sangat sepi ketika aku sakit dan hanya seorang diri di kamar. Aku mencoba berusaha sendiri untuk bangkit dari sakitku ini. Aku takut jika aku merepotkan orang lain dan aku juga takut jika aku menjadi gadis manja.

Sakit itu semakin tak terkendali. Namun tiba-tiba seorang sahabatku datang. Dia merawatku, memberiku obat, memberiku bubur, memijatku. Sakit itu terasa ringan karenanya. Semoga aku bisa membalas jasa-jasamu. Semoga aku tak menjadi congkak dan melupakan kebaikanmu kepadaku.

Aku adalah gadis perantau di ibu kota. Di kampung aku gadis manja ayah ibu. Karena itu di rantauan ini aku berusaha agar menghilangkan kemanjaanku. Aku takut jika aku selalu merepotkan orang lain. Tapi sangat sulit untukku merubahnya.

sampai sekarang baru sedikit yang bisa kuubah seperti tumbuk obat sendiri, masak sendiri, mencuci sendiri. Namun ketika aku sakit, ibu selalu merawatku dengan tulus. Tak pernah meninggalkanku sendirian. Adikku dengan ikhlas memijatku. Ayahku dengan lisannya tak putus mendoakanku. Nah sekarang disini aku sakit. Aku sangat rindu keluargaku tercinta.

Walaupun mereka jauh dari aku, namun hati aku dan mereka sangat dekat. Ketika aku sakit, mereka menelponku dan dari jauh mendoakanku.

Ya Allah, sembuhkanlah penyakit-penyakit yang hamba derita. Jangan sampai hamba menjadi beban untuk orang lain. Hanya engkaulah penyembuh segala penyakit.

Kamar ini bisu, kamar ini kaku. Hanya aku sendiri. Ingin rasanya dalam keadaan seperti sekarang ini aku menggunakan pintu kemana saja doraemon. Dan aku menuju ke kampungku tercinta.

Aku masih ingat ketika itu aku sakit. Begitu besarnya kasih sayang keluargaku di sana. Baik keluarga jauh maupun dekat. Hari itu, mereka semua datang ke rumah dan menginap di rumah guna merawatku. Aku malu sampai sekarang pada mereka. Pada saat itu mereka melihat begitu sulitnya aku meminum obat tablet. Sampai-sampai 5 kali aku memuntahkan obat itu.

Yah inilah aku. Aku tidak bisa minum obat tablet. Ketika aku berkunjung di rumah mereka. Mereka pasti selalu bilang "inikan yang g bisa minum obat". Aku jadi malu. Sampai sekarangpun aku belum bisa. Mungkin karena terlalu dimanja sama ibu. Dulu dari kecil sampai remaja ibu selalu menumbuk obatku dan kebiasaan itulah yang tidak bisa hilang sampai sekarang.

Berapa kali kucoba untuk memakan obat tablet tapi tidak bisa. Sangat sulit aku telan. Pasti ujung-ujungnya keluar lagi. Entahlah ada apa dengan lidahku ini.

Sekarang di daerah rantauan ini, aku menumbuk sendiri obat yang kumakan. Kalau di kampung ada ibu kalau disini ngurus diri sendiri. Tapi inilah perjuanganku. Ini juga untuk ayah dan ibu. Semoga suatu hari nanti aku bisa membahagiakan mereka dan membuat mereka bangga memiliki anak seperti diriku.

Ayah Ibu, walaupun kita jauh aku mohon jangan khawatirkan aku. Aku hanya butuh doa dan dukungan ibu. Insya Allah disini Allah akan selalu menjagaku. Aku juga akan berusaha menjaga akhlak dan akidahku.

Aku rindu kalian. Namun rindu ini aku ingin bayar dengan keberhasilanku. Amin. Semoga Allah mengizinkan. Amin.

Rabu, 07 Maret 2012

arti persahabatan

awalnya aku merasa sendiri disini. Awalnya aku merasa begitu sepi. Hanya duduk termenung di dalam kamar. Aku takut keluar dari kamar ini. Aku takut dengan udara bebas di sana.

Namun, begitu kurasakan sangat sepi ketika aku sakit dan hanya seorang diri di kamar. Aku mencoba berusaha sendiri untuk bangkit dari sakitku ini. Aku takut jika aku merepotkan orang lain dan aku juga takut jika aku menjadi gadis manja.

Sakit itu semakin tak terkendali. Namun tiba-tiba seorang sahabatku datang. Dia merawatku, memberiku obat, memberiku bubur, memijatku. Sakit itu terasa ringan karenanya. Semoga aku bisa membalas jasa-jasamu. Semoga aku tak menjadi congkak dan melupakan kebaikanmu kepadaku.

Aku adalah gadis perantau di ibu kota. Di kampung aku gadis manja ayah ibu. Karena itu di rantauan ini aku berusaha agar menghilangkan kemanjaanku. Aku takut jika aku selalu merepotkan orang lain. Tapi sangat sulit untukku merubahnya.

sampai sekarang baru sedikit yang bisa kuubah seperti tumbuk obat sendiri, masak sendiri, mencuci sendiri. Namun ketika aku sakit, ibu selalu merawatku dengan tulus. Tak pernah meninggalkanku sendirian. Adikku dengan ikhlas memijatku. Ayahku dengan lisannya tak putus mendoakanku. Nah sekarang disini aku sakit. Aku sangat rindu keluargaku tercinta.

Walaupun mereka jauh dari aku, namun hati aku dan mereka sangat dekat. Ketika aku sakit, mereka menelponku dan dari jauh mendoakanku.

Ya Allah, sembuhkanlah penyakit-penyakit yang hamba derita. Jangan sampai hamba menjadi beban untuk orang lain. Hanya engkaulah penyembuh segala penyakit.

Kamar ini bisu, kamar ini kaku. Hanya aku sendiri. Ingin rasanya dalam keadaan seperti sekarang ini aku menggunakan pintu kemana saja doraemon. Dan aku menuju ke kampungku tercinta.

Aku masih ingat ketika itu aku sakit. Begitu besarnya kasih sayang keluargaku di sana. Baik keluarga jauh maupun dekat. Hari itu, mereka semua datang ke rumah dan menginap di rumah guna merawatku. Aku malu sampai sekarang pada mereka. Pada saat itu mereka melihat begitu sulitnya aku meminum obat tablet. Sampai-sampai 5 kali aku memuntahkan obat itu.

Yah inilah aku. Aku tidak bisa minum obat tablet. Ketika aku berkunjung di rumah mereka. Mereka pasti selalu bilang "inikan yang g bisa minum obat". Aku jadi malu. Sampai sekarangpun aku belum bisa. Mungkin karena terlalu dimanja sama ibu. Dulu dari kecil sampai remaja ibu selalu menumbuk obatku dan kebiasaan itulah yang tidak bisa hilang sampai sekarang.

Berapa kali kucoba untuk memakan obat tablet tapi tidak bisa. Sangat sulit aku telan. Pasti ujung-ujungnya keluar lagi. Entahlah ada apa dengan lidahku ini.

Sekarang di daerah rantauan ini, aku menumbuk sendiri obat yang kumakan. Kalau di kampung ada ibu kalau disini ngurus diri sendiri. Tapi inilah perjuanganku. Ini juga untuk ayah dan ibu. Semoga suatu hari nanti aku bisa membahagiakan mereka dan membuat mereka bangga memiliki anak seperti diriku.

Ayah Ibu, walaupun kita jauh aku mohon jangan khawatirkan aku. Aku hanya butuh doa dan dukungan ibu. Insya Allah disini Allah akan selalu menjagaku. Aku juga akan berusaha menjaga akhlak dan akidahku.

Aku rindu kalian. Namun rindu ini aku ingin bayar dengan keberhasilanku. Amin. Semoga Allah mengizinkan. Amin.
 

Thinkmii Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez