116. Mereka (orang-orang kafir) berkata: "Allah mempunyai anak". Maha Suci Allah, bahkan apa yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah; semua tunduk kepada-Nya.
117. Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah!" Lalu jadilah ia.
118. Dan orang-orang yang tidak mengetahui berkata: "Mengapa Allah tidak (langsung) berbicara dengan kami atau datang tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada kami?" Demikian pula orang-orang yang sebelum mereka telah mengatakan seperti ucapan mereka itu; hati mereka serupa. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada kaum yang yakin.
|
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa turunnya ayat ini (S. 2: 118) sehubungan dengan Rafi' bin Khuzaimah. Ketika itu ia berkata kepada Rasulullah SAW: "Jika tuan seorang Rasulullah sebagaimana tuan katakan, mintalah kepada Allah agar Ia berbicara (langsung) kepada kami sehingga kami mendengar perkataan-Nya. Ayat ini (S. 2: 118) turun sebagai penjelasan bahwa kalau pun Allah mengabulkan permintaan mereka, mereka akan tetap kufur.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim dari Sa'id atau 'Ikrimah yang bersumber dari Ibnu Abbas.)
119. Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta (pertanggungan jawab) tentang penghuni-penghuni neraka.
|
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Betapa inginnya aku tahu nasib ibu bapakku." Maka turunlah ayat tersebut di atas (S. 2: 119). Rasulullah SAW tidak menyebut-nyebut lagi kedua ibu bapaknya hingga wafatnya. Ayat tersebut di atas menjelaskan Nabi bertugas sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan.
(Diriwayatkan oleh Abdurrazzaq dari atTsauri, dari Musa bin 'Ubaidah yang bersumber dari Muhammad Ibnu Ka'b al-Qarzhi. Hadits ini mursal.)
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa Rasulullah SAW pada suatu hari berdoa. "Di mana kedua ibu bapakku kini berada?" Maka Allah turunlah ayat tersebut di atas (S. 2: 119)
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Ibnu Juraiz yang bersumber dari Dawud bin Abi 'Ashim. Hadits ini pun mursal.)
120. Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.
|
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa kaum Yahudi Madinah dan kaum Nashara Najran mengharap agar Nabi SAW shalat menghadap qiblat mereka. Ketika Allah SWT membelokkan qiblat itu ke Ka'bah, mereka merasa keberatan. Mereka berkomplot dan berusaha agar supaya Nabi SAW menyetujui qiblat sesuai dengan agama mereka. Maka turunlah ayat tersebut di atas (S. 2: 120) yang menjelaskan bahwa orang-orang Yahudi dan orang-orang Nashara tidak akan senang kepada Nabi Muhammad SAW walaupun keinginannya dikabulkan.
(Diriwayatkan oleh Tsa'labi yang bersumber dari Ibnu Abbas.) |
|
|