Surat Al Baqarah yang 286 ayat itu turun di Madinah yang sebahagian besar  diturunkan pada permulaan tahun Hijrah, kecuali ayat 281 diturunkan di Mina pada Hajji wadaa' (hajji Nabi  Muhammad s.a.w. yang terakhir). Seluruh ayat dari surat Al Baqarah termasuk  golongan Madaniyyah, merupakan surat yang terpanjang di antara surat-surat Al  Quran yang di dalamnya terdapat pula ayat yang terpancang (ayat 282). Surat ini dinamai Al Baqarah karena di  dalamnya disebutkan kisah penyembelihan sapi betina yang diperintahkan Allah  kepada Bani Israil (ayat 67 sampai dengan 74), dimana dijelaskan watak orang Yahudi pada umumnya.  Dinamai Fusthaatul-Quran (puncak Al Quran) karena memuat beberapa hukum  yang tidak disebutkan dalam surat yang lain. Dinamai juga surat  alif-laam-miim karena surat ini dimulai dengan Alif-laam-miim. 
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
 | 1. Alif laam miin[10]. 
 | 
 | [10]. Ialah huruf-huruf abjad yang terletak  pada permulaan sebagian dari surat-surat Al Quran seperti: alif laam miim, alif  laam raa, alif laam miim shaad dan sebagainya. Diantara ahli-ahli tafsir ada  yang menyerahkan pengertiannya kepada Allah karena dipandang termasuk ayat-ayat  mutasyaabihaat, dan ada pula yang menafsirkannya. Golongan yang menafsirkannya  ada yang memandangnya sebagai nama surat, dan ada pula yang berpendapat bahwa  huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik perhatian para pendengar supaya  memperhatikan Al Quran itu, dan untuk mengisyaratkan bahwa Al Quran itu  diturunkan dari Allah dalam bahasa Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad.  Kalau mereka tidak percaya bahwa Al Quran diturunkan dari Allah dan hanya buatan  Muhammad s.a.w. semata-mata, maka cobalah mereka buat semacam Al Quran itu. 
 
 
 | 2. Kitab[11] (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya;  petunjuk bagi mereka yang bertaqwa[12], ![Asbabun nuzul]()  
 |   | 
 |   | [11]. Tuhan menamakan Al Quran dengan Al  Kitab yang di sini berarti yang ditulis, sebagai isyarat bahwa Al Quran  diperintahkan untuk ditulis. 
 [12]. Takwa yaitu memelihara diri dari  siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-perintah-Nya; dan menjauhi segala  larangan-larangan-Nya; tidak cukup diartikan dengan takut saja.
 
 
 ![]() Dalam suatu riwayat  dikemukakan, bahwa empat ayat pertama dari surat al-Baqarah (S. 2: 2,3,4,5)  membicarakan sifat-sifat dan perbuatan Kaum Mukminin, dan dua ayat berikutnya  (S. 2: 6,7) tentang kaum kafirin yang menegaskan, bahwa hati, pendengaran dan  penglihatan mereka tertutup - diperingatkan atau tidak diperingatkan, mereka  tetap tidak akan beriman -; dan tiga belas ayat selanjutnya lagi (S.2: 8 s/d 20)  menegaskan ciri-ciri, sifat dan kelakuan kaum munafiqin. (Diriwayatkan  oleh al-Faryabi dan Ibnu Jarir yang bersumber dari Mujahid.)
 
 
 | 3. (yaitu) mereka yang beriman[13] kepada yang  ghaib[14], yang mendirikan shalat[15], dan  menafkahkan sebahagian rezki[16] yang Kami anugerahkan kepada  mereka. ![Asbabun nuzul]()  
 |   | 
 [13]. Iman ialah kepercayaan  yang teguh yang disertai dengan ketundukan dan penyerahan jiwa. Tanda-tanda  adanya iman ialah mengerjakan apa yang dikehendaki oleh iman itu.
 
 [14].  Yang ghaib ialah yang tak dapat ditangkap oleh pancaindera. Percaya  kepada yang ghjaib yaitu, mengi'tikadkan adanya sesuatu yang maujud yang  tidak dapat ditangkap oleh pancaindera, karena ada dalil yang menunjukkan kepada  adanya, seperti: adanya Allah, Malaikat-Malaikat, Hari akhirat dan sebagainya.
 
 [15]. Shalat menurut bahasa 'Arab: doa. Menurut istilah syara'  ialah ibadat yang sudah dikenal, yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan  salam, yang dikerjakan untuk membuktikan pengabdian dan kerendahan diri kepada  Allah. Mendirikan shalat ialah menunaikannya dengan teratur, dengan melangkapi  syarat-syarat, rukun-rukun dan adab-adabnya, baik yang lahir ataupun yang batin,  seperti khusu', memperhatikan apa yang dibaca dan sebagainya.
 
 [16].  Rezki: segala yang dapat diambil manfaatnya. Menafkahkan sebagian rezki,  ialah memberikan sebagian dari harta yang telah direzkikan oleh Tuhan kepada  orang-orang yang disyari'atkan oleh agama memberinya, seperti orang-orang fakir,  orang-orang miskin, kaum kerabat, anak-anak yatim dan lain-lain.
 
 
 
 | 4. dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan  kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu[17],  serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat[18]. ![Asbabun nuzul]()  
 |   | [17]. Kitab-kitab yang telah diturunkan  sebelum Muhammad s.a.w. ialah kitab-kitab yang diturunkan sebelum Al Quran  seperti: Taurat, Zabur, Injil dan Shuhuf-Shuhuf yang tersebut dalam Al Quran  yang diturunkan kepada para Rasul. Allah menurunkan Kitab kepada Rasul ialah  dengan memberikan wahyu kepada Jibril a.s., lalu Jibril menyampaikannya kepada  Rasul. 
 [18]. Yakin ialah kepercayaan yang kuat dengan tidak  dicampuri keraguan sedikitpun. Akhirat lawan dunia. Kehidupan akhirat ialah  kehidupan sesudah dunia berakhir. Yakin akan adanya kehidupan akhirat ialah  benar-benar percaya akan adanya kehidupan sesudah dunia berakhir.
 
 
 
 | 5. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah  orang-orang yang beruntung[19]. ![Asbabun nuzul]()  
 |   | [19]. Ialah orang-orang yang mendapat  apa-apa yang dimohonkannya kepada Allah sesudah mengusahakannya. |  |  |  |  |