Rabu, 13 Juli 2011

Manusia dan agama

Diposting oleh Rahmi Andriyani Syam di 13.41
JUDUL : Manusia dan agama
WAKTU : 12 July 2011’



1.    Manusia
Manusia adalah makhluk Allah yang berpotensi. Manusia dianugerahkan potensi :
·         Potensi Akal
Manusia memiliki potensi akal yang dapat menyusun konsep-konsep, mencipta, mengembangkan, dan mengemukakan gagasan. Dengan potensi ini, manusia dapat melaksanakan tugas-tugasnya sebagai pemimpin di muka bumi. Namun, faktor subjektivitas manusia dapat mengarahkan manusia pada kesalahan dan kebenaran.
·         Potensi Ruh
Manusia memiliki ruh. Banyak pendapat para ahli tentang ruh. Ada yang mengatakan bahwa ruh pada manusia dalah nyawa. Sementara sebagian yang lain memahami ruh pada manusia sebagai dukungan dan peneguhan kekuatan batin. Soal ruh ini memang bukan urusan manusia karena manusia memiliki sedikit ilmu pengetahuan. Biarlah urusan ruh menjadi urusan Tuhan.
Allah swt berfirman: Katakanlah, “Ruh adalah urusan Tuhan-Ku, kamu tidak diberi ilmu kecuali sedikit”. (QS. Al-Isra: 85)
·         Potensi Qalbu
Qalbu di sini tidak dimaknai sekadar ‘hati’ yang ada pada manusia. Qalbu lebih mengarah pada aktivitas rasa yang bolak-balik. Sesekali senang, sesekali susah. Kadang setuju kadang menolak.
Qalbu berhubungan dengan keimanan. Qalbu merupakan wadah dari rasa takut, cinta, kasih sayang, dan keimanan. Karena qalbu ibarat sebuah wadah, ia berpotensi menjadi kotor atau tetap bersih.
·         Potensi Fitrah
Manusia pada saat lahir memiliki potensi fitrah. Fitrah tidak dimaknai melulu sebagai sesuatu yang suci. Fitrah di sini adalah bawaan sejak lahir. Fitrah manusia sejak lahir adalah membawa agama yang lurus. Namun, kondisi fitrah ini berpotensi tercampur dengan yang lain dalam proses perkembangannya.
·         Potensi Nafs
Dalam bahasa Indonesia, nafs diserap menjadi nafsu yang berarti 'dorongan kuat untuk berbuat kurang baik'. Sementara nafs yang ada pada manusia tidak hanya dorongan berbuat buruk, tetapi berpotensi berbuat baik. Dengan kata lain, nafs ini berpotensi positif dan negatif.
Hakikatnya, nafs pada diri manusia cenderung berpotensi positif. Namun, potensi negatif daya tariknya lebih kuat daripada potensi positif. Oleh karena itu, manusia diminta untuk menjaga kesucian nafsnya agar tidak kotor.
Dalam Surah Al-Hijr Ayat 28-29 Allah berfirman:
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat : Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)-ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud" (QS. Al Hijr (15) : 28-29)

2.    Asal usul Manusia
   Proses penciptaan manusia telah dijelaskan dalam surah Al-Mu’minun, 23 ayat 12-14:
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari saripati yang(berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami balut dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia mahluk yang (berbentuk) lain. Maka Mahasucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (Q.S. Al-Mu’minun, 23: 12-14)
3.    Agama

·      Agama dalam bahasa arab ialah DIN, yang artinya:Taat, takut dan setia, paksaan, tekanan, penghambatan, perendahan diri,pemerintahan, kekuasaans, Siasat, Balasan, Adat, pengalaman hidup,perhitungan amal, hujan yang tidak tetap turunnya
·      Agama menurut kamus besar Bahasa Indonesia: adalah sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebhaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut.

4.    Unsur-unsur yang ada dalam agama
·         Adanya keyakinan pada yang gaib
·         Adanya kitab suci sebagai pedoman
·         Adanya Rasul pembawanya
·         Adanya ajaran yang bisa dipatuhi
·         Adanya upacara ibadah yang standar
5.    Klasifikasi agama
a)      Ditinjau dari sumbernya, agama dibagi 2 yaitu:
·         Agama samawi : agama yang bersumber kepada Allah SWT dan para utusannya
·         Agama ardhi : agama yang tidak jelas sumbernya (nabinya) tapi pencetusnya dikenal.
b)      agama ditinjau dari keesaan tuhan, maka ada dua bagian :
·         Monoteisme : agama yang menganut satu tuhan
·         Politeisme : agama yang menganut banyak tuhan
c)       Agama ditinjau dari kepercayaan penganutnya, di bagi menjadi 2, yaitu:
·         Kepercayaan animisme : kepercayaan kepada makhluk halus dan roh yang mula-mula muncul di kalangan manusia primitif. Kepercayaan animism mempercayai bahwa setiap benda di Bumi ini, (seperti kawasan tertentu, gua,pokok atau batu besar), mempunyai jiwa yang mesti dihormati agar semangat tersebut tidak mengganggu manusia, malah membantu mereka dari semangat dan roh jahat dan juga dalam kehidupan seharian mereka.
·         Kepercayaan dinamisme : kepercayaan keagamaan premitif pada zaman sebelum kedatangan agama Hindu di Indonesia. Dinamisme disebut jugapreanismisme, yang mengajarkan bahwa tiap-tiap benda atau makhluk mempunyai kekuatan dan percaya yang maha yang berada dimana-mana.

6.    Mengapa manusia membutuhkan agama
Agama sangat penting dalam kehidupan manusia antara lain karena agama merupakan
·           Agama sumber moral
Dapat disimpulkan, bahwa pentingnya agama dalam kehidupan disebabkan oleh sangat diperlukannya moral oleh manusia, padahal moral bersumber dari agama. Agama menjadi sumber moral, karena agama mengajarkan iman kepada Tuhan dan kehidupan akhirat, serta karena adanya perintah dan larangan dalam agama.
·           Agama Petunjuk Kebenaran
Sekarang bagaimana manusia mesti mencapai kebenaran? Sebagai jawaban atas pertanyaan ini Allah SWT telah mengutus para Nabi dan Rasul di berbagai masa dan tempat, sejak Nabi pertama yaitu Adam sampai dengan Nabi terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW. Para nabi dan Rasul ini diberi wahyu atau agama untuk disampaikan kepada manusia. Wahyu atau agama inilah agama Islam, dan ini pula sesungguhnya kebenaran yang dicari-cari oleh manusia sejak dulu kala, yaitu kebenaran yang mutlak dan universal.
Dapat disimpulkan, bahwa agama sangat penting dalam kehidupan karena kebenaran yang gagal dicari-carioleh manusia sejak dulu kala dengan ilmu dan filsafatnya, ternyata apa yang dicarinya itu terdapat dalam agama. Agama adalah petunjuk kebenaran. Bahkan agama itulah kebenaran, yaitu kebenaran yang mutlak dan universal. Itulah agama islam!
·           Agama Sumber Informasi Metafisika
Sesungguhnya persoalan metafisika sudah masuk wilayah agama tau iman, dan hanya Allah saja yang mengetahuinya. Dan Allah Yang Maha Mengetahui perkara yang gaib ini dalam batas-batas yang dianggap perlu telah menerangkan perkara yang gaib tersebut melalui wahyu atau agama-Nya. Dengan demikian agama adalah sumber infromasi tentang metafisika, dan karena itu pula hanya dengan agama manusia dapat mengetahui persoalan metafisika. Dengan agamalah dapat diketahui hal-hal yang berkaitan dengan alam barzah, alam akhirat, surga dan neraka, Tuhan dan sifat-sifat-Nya, dan hal-hal gaib lainnya.
Dapat disimpulkan bahwa agama sangat penting bagi manusia (dan karena itu sangat dibutuhkan), karena manusia dengan akal, dengan ilmu atau filsafatnya tidak sanggup menyingkap rahasia metafisika. Hal itu hanya dapat diketahui dengan agama, sebab agama adalah sumber informasi tentang metafisika.
·           Agama pembimbing rohani bagi manusia
Dengan sabdanya ini Nabi mengajarkan, hendaknya orang beriman bersyukur kepada Allah pada waktu memperoleh sesuatu yang menggembirakan dan tabah atau sabar pada waktu ditimpa sesuatu yang menyedihkan. Bersyukur di kala sukadan sabar di kala duka inilah sikap mental yang hendaknya selalu dimiliki oleh orang beriman. Dengan begitu hidup orang beriman selalu stabil, tidak ada goncangan-goncangan, bahkan tenteram dan bahagia, inilah hal yang menakjubkan dari orang beriman seperti yang dikatakan oleh Nabi. Keadaan hidup seluruhnya serba baik.
Bagaiman tidak serba baik, kalau di kala suka orang beriman itu bersyukur, padahal “ Jika engkau bersyukur akan Aku tambahi” , kata Allah sendiri berjanji (Ibrahim ayat 7). Sebaliknya, orang beriman tabah atau sabar di kala duka, padahal dengan tabah di kala duka ia memperoleh berbagai keutamaan, seperti pengampunan dari dosa-dosanya(H.R Bukhari dan Muslim), atau bahkan mendapat surga (H.R Bukhari), dan sebagainya. Bahkan ada pula keuntungan lain sebagai akibat dari kepatuhan menjalankan agama, seperti yang dikatakan oleh seorang psikiater, Dr. A.A. Brill, “Setiap orang yang betul-betul menjalankan agama, tidak bisa terkena penyakit syaraf. Yaitu penyakit karena gelisah rsau yang terus-menerus.

7.    Manfaat agama bagi manusia
·         Dapat mendidik jiwa manusia menjadi tenteram, sabar, tawakkal dan sebagainya. Lebih-lebih ketika dia ditimpa kesusahan dan kesulitan.
·         Dapat memberi modal kepada manusia untuk menjadi manusia yang berjiwa besar, kuat dan tidak mudah ditundukkan oleh siapapun.
·         Dapat mendidik manusia berani menegakkan kebenaran dan takut untuk melakukan kesalahan.
·         Dapat memberi sugesti kepada manusia agar dalam jiwa mereka tumbuh sifat-sifat utama seperti rendah hati, sopan santun, hormat-menghormati dan sebagainya. Agama melarang orang untuk tidak bersifat sombong, dengki, riya dan sebagainya.

8.    Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manusia tidak hanya membutuhkan kebutuhan duniawi seperti makan, minum, harta, perutnya kenyang, kebutuhan biologisnya terpenuhi, dan harta yang melimpah. Tetapi juga memerlukan sisi agung yang dapat mendidik jiwa manusia menjadi tenteram, sabar, tawakkal dan dapat memberikan petunjuk dan menjelaskan tentang mana yang benar dan mana yang salah, mana yang haq dan mana yang bathil, sehingga kehidupan manusia lebih terarah.

Rabu, 13 Juli 2011

Manusia dan agama

JUDUL : Manusia dan agama
WAKTU : 12 July 2011’



1.    Manusia
Manusia adalah makhluk Allah yang berpotensi. Manusia dianugerahkan potensi :
·         Potensi Akal
Manusia memiliki potensi akal yang dapat menyusun konsep-konsep, mencipta, mengembangkan, dan mengemukakan gagasan. Dengan potensi ini, manusia dapat melaksanakan tugas-tugasnya sebagai pemimpin di muka bumi. Namun, faktor subjektivitas manusia dapat mengarahkan manusia pada kesalahan dan kebenaran.
·         Potensi Ruh
Manusia memiliki ruh. Banyak pendapat para ahli tentang ruh. Ada yang mengatakan bahwa ruh pada manusia dalah nyawa. Sementara sebagian yang lain memahami ruh pada manusia sebagai dukungan dan peneguhan kekuatan batin. Soal ruh ini memang bukan urusan manusia karena manusia memiliki sedikit ilmu pengetahuan. Biarlah urusan ruh menjadi urusan Tuhan.
Allah swt berfirman: Katakanlah, “Ruh adalah urusan Tuhan-Ku, kamu tidak diberi ilmu kecuali sedikit”. (QS. Al-Isra: 85)
·         Potensi Qalbu
Qalbu di sini tidak dimaknai sekadar ‘hati’ yang ada pada manusia. Qalbu lebih mengarah pada aktivitas rasa yang bolak-balik. Sesekali senang, sesekali susah. Kadang setuju kadang menolak.
Qalbu berhubungan dengan keimanan. Qalbu merupakan wadah dari rasa takut, cinta, kasih sayang, dan keimanan. Karena qalbu ibarat sebuah wadah, ia berpotensi menjadi kotor atau tetap bersih.
·         Potensi Fitrah
Manusia pada saat lahir memiliki potensi fitrah. Fitrah tidak dimaknai melulu sebagai sesuatu yang suci. Fitrah di sini adalah bawaan sejak lahir. Fitrah manusia sejak lahir adalah membawa agama yang lurus. Namun, kondisi fitrah ini berpotensi tercampur dengan yang lain dalam proses perkembangannya.
·         Potensi Nafs
Dalam bahasa Indonesia, nafs diserap menjadi nafsu yang berarti 'dorongan kuat untuk berbuat kurang baik'. Sementara nafs yang ada pada manusia tidak hanya dorongan berbuat buruk, tetapi berpotensi berbuat baik. Dengan kata lain, nafs ini berpotensi positif dan negatif.
Hakikatnya, nafs pada diri manusia cenderung berpotensi positif. Namun, potensi negatif daya tariknya lebih kuat daripada potensi positif. Oleh karena itu, manusia diminta untuk menjaga kesucian nafsnya agar tidak kotor.
Dalam Surah Al-Hijr Ayat 28-29 Allah berfirman:
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat : Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)-ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud" (QS. Al Hijr (15) : 28-29)

2.    Asal usul Manusia
   Proses penciptaan manusia telah dijelaskan dalam surah Al-Mu’minun, 23 ayat 12-14:
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari saripati yang(berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami balut dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia mahluk yang (berbentuk) lain. Maka Mahasucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (Q.S. Al-Mu’minun, 23: 12-14)
3.    Agama

·      Agama dalam bahasa arab ialah DIN, yang artinya:Taat, takut dan setia, paksaan, tekanan, penghambatan, perendahan diri,pemerintahan, kekuasaans, Siasat, Balasan, Adat, pengalaman hidup,perhitungan amal, hujan yang tidak tetap turunnya
·      Agama menurut kamus besar Bahasa Indonesia: adalah sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebhaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut.

4.    Unsur-unsur yang ada dalam agama
·         Adanya keyakinan pada yang gaib
·         Adanya kitab suci sebagai pedoman
·         Adanya Rasul pembawanya
·         Adanya ajaran yang bisa dipatuhi
·         Adanya upacara ibadah yang standar
5.    Klasifikasi agama
a)      Ditinjau dari sumbernya, agama dibagi 2 yaitu:
·         Agama samawi : agama yang bersumber kepada Allah SWT dan para utusannya
·         Agama ardhi : agama yang tidak jelas sumbernya (nabinya) tapi pencetusnya dikenal.
b)      agama ditinjau dari keesaan tuhan, maka ada dua bagian :
·         Monoteisme : agama yang menganut satu tuhan
·         Politeisme : agama yang menganut banyak tuhan
c)       Agama ditinjau dari kepercayaan penganutnya, di bagi menjadi 2, yaitu:
·         Kepercayaan animisme : kepercayaan kepada makhluk halus dan roh yang mula-mula muncul di kalangan manusia primitif. Kepercayaan animism mempercayai bahwa setiap benda di Bumi ini, (seperti kawasan tertentu, gua,pokok atau batu besar), mempunyai jiwa yang mesti dihormati agar semangat tersebut tidak mengganggu manusia, malah membantu mereka dari semangat dan roh jahat dan juga dalam kehidupan seharian mereka.
·         Kepercayaan dinamisme : kepercayaan keagamaan premitif pada zaman sebelum kedatangan agama Hindu di Indonesia. Dinamisme disebut jugapreanismisme, yang mengajarkan bahwa tiap-tiap benda atau makhluk mempunyai kekuatan dan percaya yang maha yang berada dimana-mana.

6.    Mengapa manusia membutuhkan agama
Agama sangat penting dalam kehidupan manusia antara lain karena agama merupakan
·           Agama sumber moral
Dapat disimpulkan, bahwa pentingnya agama dalam kehidupan disebabkan oleh sangat diperlukannya moral oleh manusia, padahal moral bersumber dari agama. Agama menjadi sumber moral, karena agama mengajarkan iman kepada Tuhan dan kehidupan akhirat, serta karena adanya perintah dan larangan dalam agama.
·           Agama Petunjuk Kebenaran
Sekarang bagaimana manusia mesti mencapai kebenaran? Sebagai jawaban atas pertanyaan ini Allah SWT telah mengutus para Nabi dan Rasul di berbagai masa dan tempat, sejak Nabi pertama yaitu Adam sampai dengan Nabi terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW. Para nabi dan Rasul ini diberi wahyu atau agama untuk disampaikan kepada manusia. Wahyu atau agama inilah agama Islam, dan ini pula sesungguhnya kebenaran yang dicari-cari oleh manusia sejak dulu kala, yaitu kebenaran yang mutlak dan universal.
Dapat disimpulkan, bahwa agama sangat penting dalam kehidupan karena kebenaran yang gagal dicari-carioleh manusia sejak dulu kala dengan ilmu dan filsafatnya, ternyata apa yang dicarinya itu terdapat dalam agama. Agama adalah petunjuk kebenaran. Bahkan agama itulah kebenaran, yaitu kebenaran yang mutlak dan universal. Itulah agama islam!
·           Agama Sumber Informasi Metafisika
Sesungguhnya persoalan metafisika sudah masuk wilayah agama tau iman, dan hanya Allah saja yang mengetahuinya. Dan Allah Yang Maha Mengetahui perkara yang gaib ini dalam batas-batas yang dianggap perlu telah menerangkan perkara yang gaib tersebut melalui wahyu atau agama-Nya. Dengan demikian agama adalah sumber infromasi tentang metafisika, dan karena itu pula hanya dengan agama manusia dapat mengetahui persoalan metafisika. Dengan agamalah dapat diketahui hal-hal yang berkaitan dengan alam barzah, alam akhirat, surga dan neraka, Tuhan dan sifat-sifat-Nya, dan hal-hal gaib lainnya.
Dapat disimpulkan bahwa agama sangat penting bagi manusia (dan karena itu sangat dibutuhkan), karena manusia dengan akal, dengan ilmu atau filsafatnya tidak sanggup menyingkap rahasia metafisika. Hal itu hanya dapat diketahui dengan agama, sebab agama adalah sumber informasi tentang metafisika.
·           Agama pembimbing rohani bagi manusia
Dengan sabdanya ini Nabi mengajarkan, hendaknya orang beriman bersyukur kepada Allah pada waktu memperoleh sesuatu yang menggembirakan dan tabah atau sabar pada waktu ditimpa sesuatu yang menyedihkan. Bersyukur di kala sukadan sabar di kala duka inilah sikap mental yang hendaknya selalu dimiliki oleh orang beriman. Dengan begitu hidup orang beriman selalu stabil, tidak ada goncangan-goncangan, bahkan tenteram dan bahagia, inilah hal yang menakjubkan dari orang beriman seperti yang dikatakan oleh Nabi. Keadaan hidup seluruhnya serba baik.
Bagaiman tidak serba baik, kalau di kala suka orang beriman itu bersyukur, padahal “ Jika engkau bersyukur akan Aku tambahi” , kata Allah sendiri berjanji (Ibrahim ayat 7). Sebaliknya, orang beriman tabah atau sabar di kala duka, padahal dengan tabah di kala duka ia memperoleh berbagai keutamaan, seperti pengampunan dari dosa-dosanya(H.R Bukhari dan Muslim), atau bahkan mendapat surga (H.R Bukhari), dan sebagainya. Bahkan ada pula keuntungan lain sebagai akibat dari kepatuhan menjalankan agama, seperti yang dikatakan oleh seorang psikiater, Dr. A.A. Brill, “Setiap orang yang betul-betul menjalankan agama, tidak bisa terkena penyakit syaraf. Yaitu penyakit karena gelisah rsau yang terus-menerus.

7.    Manfaat agama bagi manusia
·         Dapat mendidik jiwa manusia menjadi tenteram, sabar, tawakkal dan sebagainya. Lebih-lebih ketika dia ditimpa kesusahan dan kesulitan.
·         Dapat memberi modal kepada manusia untuk menjadi manusia yang berjiwa besar, kuat dan tidak mudah ditundukkan oleh siapapun.
·         Dapat mendidik manusia berani menegakkan kebenaran dan takut untuk melakukan kesalahan.
·         Dapat memberi sugesti kepada manusia agar dalam jiwa mereka tumbuh sifat-sifat utama seperti rendah hati, sopan santun, hormat-menghormati dan sebagainya. Agama melarang orang untuk tidak bersifat sombong, dengki, riya dan sebagainya.

8.    Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manusia tidak hanya membutuhkan kebutuhan duniawi seperti makan, minum, harta, perutnya kenyang, kebutuhan biologisnya terpenuhi, dan harta yang melimpah. Tetapi juga memerlukan sisi agung yang dapat mendidik jiwa manusia menjadi tenteram, sabar, tawakkal dan dapat memberikan petunjuk dan menjelaskan tentang mana yang benar dan mana yang salah, mana yang haq dan mana yang bathil, sehingga kehidupan manusia lebih terarah.
 

Thinkmii Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez