Ini adalah kisah my family with pulsa. Kisah ini adalah
sejarah dan perkembangan toko pulsa keluarga kami. All about family and pulse. It’s
a real story.
Awalnya, ibu dan ayah berencana membuka suatu usaha. Hal ini
disebabkan karena anak-anaknya semakin hari semakin tumbuh dewasa dan butuh
biaya untuk pendidikan, kehidupan sehari-hari dan lain sebagainya. Kalau cuman
penghasilan ayah dari seorang pegawai negeri sepertinya sulit. Apalagi anak
yang ditanggung ada 4 orang. Alhasil akhirnya ibu dan ayah mebuka usaha
pencucian photo. Pertama sih belum buka tempat, cuman buat stand di suatu
pameran di kampungku saat itu. Kemudian setelah pameran itu, takdir Allah berkehendak
membuka jalan usaha tersebut untuk mempunyai cabang. Tidak jauh dari pameran
itu orangtuaku mendapat sebuah kontrakan untuk membuka cabang pencucian photo
express di sana.
Ada yang aneh ketika usaha itu sudah dibuka, semua yang
datang ke tempat kami semuanya satu tujuan dan satu pertanyaan.. apakah itu???
“Jualan pulsa g’”
Pagi hari, siang hari, malam hari semuanya bilang begitu…
Diselidiki-diselidiki ternyata kontrakan itu bekas penjual
pulsa. Dengan pemikiran cepat ayah memberi saran agar kita sekalian usaha
jualan pulsa. Ibupun setuju dan PHOTO IMPEK CELLULARpun diresmikan.
Hari keluargakupun berubah drastis setelah cellular ini ada.
Kalau dulu pas cuci photo yang jaga adalah pekerja yang handal dalam hal cuci
photo. Namun sekarang, Ibu yang harus terjun langsung menjaga toko dari pagi
sampai malam. Waktu berkumpul dengan keluargapun sangat kurang karena kedua
orangtuaku sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.
Bulanpun berganti, semakin jauh saja ikatan keluarga kami.
Akhirnya ibu dan ayah memutuskan untuk menjadikan kontrakan itu juga tempat
mereka menginap. Aku adik-adikku tetap di rumah bersama nenek sedangkan
orangtuaku tinggal di toko itu. Ibu hanya datang sehari 1 kali, ketika pagi
hari. Memberikan kami uang jajan, dan memasakkan kami makanan. Namun, aku tahu
bahwa ibu melakukan hal ini karena kami. Ibu ingin kami hidup layak.
Oh Pulsa,,
Kami bisa bersekolah karena bantuanmu
Kami bisa makan sehari-haripun karena bantuanmu
Oh pulsa, aku ingin marah padamu
Kau menjauhkanku dari orangtuaku
Tapi bagaimanapun aku juga harus berterima kasih
Karenamu keluargaku masih bisa hidup
Oh pulsa,
Adakah cara lain agar dirimu tak berdampak negative
Tpi hanya berdampak positif??
Puisi di atas adalah perwakilan perasanku saat itu.
Tahun berganti, Alhamdulillah usaha ibu berkembang. Namun
sepertinya ibu kelelahan karena hanya sendiri menjaga toko itu. Ayah dan Ibupun
meminta aku untuk ikut berpartisipasi di toko itu. Setelah pulang sekolah, aku
juga harus menjaga toko pulsa itu. Kuterima tawaran itu Karena aku sangat rindu
berkumpul dengan ibu dan ayah.
Awal menjaga toko pulsa, kesanku “capek juga yah, menunggu
pelanggan datang ke toko pulsa ini. Siang hari sampai malam hari. Mau tidur
juga tidak bisa karena takutnya ada pelanggan yang datang pas aku tidur”.
Namun lama kelamaan kurasakan dampak positinya, antara lain
: aku bisa mengobrol bersama ibu lebih lama lagi, aku punya banyak kenalan baru
(pelanggan-pelanggan toko pulsa kami), aku diajarkan lebih awal tentang ilmu kewirausahaan,
dapat jatah pulsa lebih setiap bulan dari ibu, dan masih banyak lagi.
2 tahun telah berlalu, dan kontrakan itu semakin mahal juga.
Setiap tahun pemiliknya menaikkan harganya 2 kali lipat sedangkan untung jual
pulsa tidak seberapa. Keluargakupun mulai dibuat pusing karena hal ini. Ayah
hanya bisa terus berdoa kepada Allah agar diberikan jalan keluar dari
permasalahan ini. Alhamdulillah beberapa bulan selanjutnya jawaban dari Allah
datang. Kebetulan di samping kontrakan kami, ada tanah kosong. Tapi ukurannya
sangat kecil. Ayah akhirnya memutuskan membeli tanah itu dan membangun toko
pulsa kami ditempat itu. Karena itulah satu-satunya cara terbaik untuk toko
pulsa kami. Awalnya kami ingin cari kontrakan yang lebih muran namun jika jauh
dari toko pulsa sebelumnya maka kami harus memulai lagi dari awal mencari
pelanggan-pelanggan tentunya.
Toko pulsapun jadi, dan Alhamdulillah selain jadi toko pulsa
tempat itupun menjadi rumah keluargaku. Ayah sengaja membangunnya menjadi rumah
kami juga agar tak ada lagi kerenggangan antara kami seperti dulu kala.
Sekarang semuanya teratasi, aku, adik-adikku, nenek, ayah dan ibu kembali bisa
makan bersama di pagi hari, siang hari, dan malam hari. Dan tetap toko pulsa
kami dapat beroperasi untuk menghidupi keluarga kami.
Terima kasih Pulsa, kau akhirnya memberikan dampak positif
terhadap keluargaku tanpa harus memberikan dampak negative lagi.
Postingan ini dalam rangka Lomba Blog Pojok Pulsa:
Pojok Pulsa – Pulsa Elektrik - Pulsa Murah - Voucher Game Online.
Mau Pulsa Gratis? Follow: @pojoktweet | Facebook Page Pojok Pulsa | Pojok Pulsa Google Plus Page