Jumat, 06 Mei 2011

Bala Tak Pernah Mendahului Sedekah

Diposting oleh Rahmi Andriyani Syam di 14.14
Seperti hari-hari sebelumnya, saya diantar suami berbelanja ke sebuah tempat dimana tukang sayur biasa berkumpul. Bukan pasar, hanya sebuah jalan yang ramai dilalu orang dan ada sekitar empat gerobak sayur disana. Mobil pun diparkir di tempat yang aman.
Dalam perjalanan menghampiri tukang-tukang sayur tersebut saya berpapasan dengan seorang penyapu jalanan yang usianya sudah tua. Ia berjalan pincang dengan membawa sapu lidi dan pengki usangnya. Matanya awas dengan sampah yang berserakan di jalanan. Jarinya yang tak lagi utuh, cekatan memainkan sapu lidi hingga sampah-sampah itu tak berkutik. Sesekali ia berbincang dengan para tukang ojek yang juga mangkal. Saya tak berani memandang lama wajahnya. Sekilas tampak bibirnya cacat tak dapat mengatup satu dengan lainnya.
Sebenarnya buat kami, sudah sering kami berpapasan dengan Pak Tua penyapu jalanan ini. Namun jujur saja, baru kali ini aku dan suamiku tergerak hati untuk memberinya uang. 
" Bun, ada 20 ribuan gak ?" pinta suamiku
" Ada, buat apa ?" jawabku setelah mengecek isi dompet
" Itu buat tukang sapu..." jawab suamiku
" Ooh ...." saya langsung memberikan uang itu pada suami lantas bergegas menuju para tukang sayur .

Setelah berbelanja, kami langsung pulang dan melupakan aktivitas tadi. Suamiku pun bersiap untuk berangkat kerja. Aku teringat belum membayar tagihan telpon dan internet. Sementara e-banking entah mengapa sedang tidak berfungsi. Terpaksa aku harus pergi ke atm. Dengan mengendarai mobil aku bergegas menuju atm.
Saat perjalanan pulang, dari arah yang berlawanan sebuah motor melaju kencang. Dari kejauhan, tampak pengendara tak berhelm itu merapat ke motor yang berada di sebelahnya. Dan benar saja persis di samping kanan saya kedua motor tersebut bersenggolan. Dua motor itu jatuh bersamaan hingga menyebabkan pengendaranya terpental. Benar-benar nyaris menabrak mobilku. namun subhanallah tak ada goresan sedikitpun di mobilku akibat kecelakaan tadi, yang ada itu karena usia mobil saya yang sudah tidak lagi muda.
Subhanallah, sambil menyetir , saya hampir tak percaya bahwa motor yang bersenggolan tersebut tak mengenai mobil sama sekali. Jelas bukan karena kelihaian saya menyetir, jam terbang saya hanya sekitar perumahan, bank dan swalayan terdekat. Saya percaya tak ada "kebetulan" dalam kehidupan ini. Saya pun langsung teringat sosok penyapu jalanan. Allah Swt. telah menghindarkan kami dari kecelakaan tadi.
"Sedekah dapat menolak 70 macam bencana, dan yg paling ringan (diantara bencana itu) adalah penyakit kusta dan lepra," (HR. Thabrani dalam Mu'jamul Kabir) . Angka 70 itu menunjukkan sesuatu yang banyak, tidak disebutkan satu-persatu, baik bencana alam maupun bencana kemanusiaan.
Nabi Muhammad Saw. bersabda, "Bersegeralah bersedekah sebab yang namanya bala tak pernah mendahului sedekah". Subhanallahm hari itu saya benar - benar merasakannya. Mungkin kali ini namanya bukan lagi sedekah karena saya sudah menceritakan pada Anda, sebab sedekah yang baik tangan kanan memberi sementara tangan kirinya tak mengetahui.
Rasulullah Saw. bersabda, “Setiap awal pagi, semasa terbit matahari, ada dua malaikat menyeru kepada manusia di bumi. Yang satu menyeru, 'Ya Tuhan, karuniakanlah ganti kepada orang yang membelanjakan hartanya kepada Allah'. Yang satu lagi menyeru 'Musnahkanlah orang yang menahan hartanya'”.
Maka belilah kesulitanmu dengan sedekah dan berniagalah pada Allah dengan bersedekah, Ia akan memberikan keuntungan yang berlipat ganda. Semoga kita termasuk ke dalam golongan orang -orang yang selalu diberi petujuk-Nya. Amin.
Penulis: Yuhyi Lestari

Jumat, 06 Mei 2011

Bala Tak Pernah Mendahului Sedekah

Seperti hari-hari sebelumnya, saya diantar suami berbelanja ke sebuah tempat dimana tukang sayur biasa berkumpul. Bukan pasar, hanya sebuah jalan yang ramai dilalu orang dan ada sekitar empat gerobak sayur disana. Mobil pun diparkir di tempat yang aman.
Dalam perjalanan menghampiri tukang-tukang sayur tersebut saya berpapasan dengan seorang penyapu jalanan yang usianya sudah tua. Ia berjalan pincang dengan membawa sapu lidi dan pengki usangnya. Matanya awas dengan sampah yang berserakan di jalanan. Jarinya yang tak lagi utuh, cekatan memainkan sapu lidi hingga sampah-sampah itu tak berkutik. Sesekali ia berbincang dengan para tukang ojek yang juga mangkal. Saya tak berani memandang lama wajahnya. Sekilas tampak bibirnya cacat tak dapat mengatup satu dengan lainnya.
Sebenarnya buat kami, sudah sering kami berpapasan dengan Pak Tua penyapu jalanan ini. Namun jujur saja, baru kali ini aku dan suamiku tergerak hati untuk memberinya uang. 
" Bun, ada 20 ribuan gak ?" pinta suamiku
" Ada, buat apa ?" jawabku setelah mengecek isi dompet
" Itu buat tukang sapu..." jawab suamiku
" Ooh ...." saya langsung memberikan uang itu pada suami lantas bergegas menuju para tukang sayur .

Setelah berbelanja, kami langsung pulang dan melupakan aktivitas tadi. Suamiku pun bersiap untuk berangkat kerja. Aku teringat belum membayar tagihan telpon dan internet. Sementara e-banking entah mengapa sedang tidak berfungsi. Terpaksa aku harus pergi ke atm. Dengan mengendarai mobil aku bergegas menuju atm.
Saat perjalanan pulang, dari arah yang berlawanan sebuah motor melaju kencang. Dari kejauhan, tampak pengendara tak berhelm itu merapat ke motor yang berada di sebelahnya. Dan benar saja persis di samping kanan saya kedua motor tersebut bersenggolan. Dua motor itu jatuh bersamaan hingga menyebabkan pengendaranya terpental. Benar-benar nyaris menabrak mobilku. namun subhanallah tak ada goresan sedikitpun di mobilku akibat kecelakaan tadi, yang ada itu karena usia mobil saya yang sudah tidak lagi muda.
Subhanallah, sambil menyetir , saya hampir tak percaya bahwa motor yang bersenggolan tersebut tak mengenai mobil sama sekali. Jelas bukan karena kelihaian saya menyetir, jam terbang saya hanya sekitar perumahan, bank dan swalayan terdekat. Saya percaya tak ada "kebetulan" dalam kehidupan ini. Saya pun langsung teringat sosok penyapu jalanan. Allah Swt. telah menghindarkan kami dari kecelakaan tadi.
"Sedekah dapat menolak 70 macam bencana, dan yg paling ringan (diantara bencana itu) adalah penyakit kusta dan lepra," (HR. Thabrani dalam Mu'jamul Kabir) . Angka 70 itu menunjukkan sesuatu yang banyak, tidak disebutkan satu-persatu, baik bencana alam maupun bencana kemanusiaan.
Nabi Muhammad Saw. bersabda, "Bersegeralah bersedekah sebab yang namanya bala tak pernah mendahului sedekah". Subhanallahm hari itu saya benar - benar merasakannya. Mungkin kali ini namanya bukan lagi sedekah karena saya sudah menceritakan pada Anda, sebab sedekah yang baik tangan kanan memberi sementara tangan kirinya tak mengetahui.
Rasulullah Saw. bersabda, “Setiap awal pagi, semasa terbit matahari, ada dua malaikat menyeru kepada manusia di bumi. Yang satu menyeru, 'Ya Tuhan, karuniakanlah ganti kepada orang yang membelanjakan hartanya kepada Allah'. Yang satu lagi menyeru 'Musnahkanlah orang yang menahan hartanya'”.
Maka belilah kesulitanmu dengan sedekah dan berniagalah pada Allah dengan bersedekah, Ia akan memberikan keuntungan yang berlipat ganda. Semoga kita termasuk ke dalam golongan orang -orang yang selalu diberi petujuk-Nya. Amin.
Penulis: Yuhyi Lestari
 

Thinkmii Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez