Pengantar
Ini adalah kisah tentang
suami istri yang shalih.
Kelaparan menimpa
mereka berdua, lalu si
istri berdoa kepada Allah
agar merizkikan sesuatu
yang bisa mengusirrasa lapar dan menutupi
hajatnya. Maka Allah merizkikan rizki
sebagaimana dalam hadis ini.
Nash Hadis
Thabrani meriwayatkan dalam Al-Ausath
dan Baihaqi dalam Ad-Dalail dari Abu
Hurairah berkata, "Seorang laki-laki
tertimpa kelaparan, lalu dia pergi ke
daratan. Istrinya pun berdoa, "Ya Allah,
limpahkan rizki-Mu kepada kami apa yang
cukup untuk menjadi adonan kami dan roti
kami." Ketika suaminya pulang, nampannya
penuh dengan adonan dan di atas tungku
terdapat daging yang siap dimasak serta
penggilingan mereka bekerja menggiling.
Suaminya bertanya, "Dari mana semua ini?"
Istri menjawab, "Rizki dari Allah." Maka dia
menyapu apa yang ada di sekeliling
penggilingan. Rasulullah bersabda,
"Seandainya dia membiarkannya niscaya
penggilingan itu akan berputar atau
menggiling sampai hari Kiamat."
Tahrij Hadits
Hadis ini disebutkan oleh Syaikh Nashiruddin
Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadis As-
Shahihah (6/1051), no. 2937. Dia
menisbatkannya kepada Thabrani dalam
Mu'jamul Ausath, Baihaqi dalam Ad-Dalail,
Bazzar dalam Musnadnya, Ahmad dalam
Musnad-nya. Dia menyebutkan ucapan Al-
Haitsami tentangnya dalam Majmauz
Zawaid, "Diriwayatkan oleh Ahmad, Bazzar,
Thabrani dalam Al- Ausath dengan riwayat
yang senada, rawi-rawinya adalah rawi-
rawi hadis shahih, selain Syaikh Bazzar dan
Syaikh Thabrani, dan keduanya adalah
tsiqah."
Penjelasan Hadis
Rasulullah menceritakan sepasang suami
istri yang shalih. Keduanya dalam keadaan
sangat lapar. Saking laparnya, suaminya
tidak tahan berdiam di rumah. Dia pun
keluar ke daratan. Lalu si istri berdoa
kepada Allah agar memberinya rizki sebuah
penggilingan dan memberinya adonan untuk
membuat roti. Allah mengabulkan doanya.
Ketika suaminya pulang, nampan besar
yang biasa digunakan untuk mengaduk
adonan telah penuh dengan adonan, dan
penggilingan terus berputar menggiling biji-
bijian, sementara di atas tungku terdapat
daging yang melimpah siap untuk disate.
Suaminya bertanya, "Dari mana ini?"
Istrinya menjawab, "Dari rizki Allah." Lalu
suaminya menyapu remahan di sekeliling
penggilingan. Rasulullah menyampaikan
bahwa seandainya laki-laki ini membiarkan
penggilingan bekerja, niscaya ia terus
bekerja sampai hari Kiamat. Mungkin ada
yang tidak percaya kepada kisah seperti ini
dengan alasan karena tidak masuk akal.
Orang yang seperti ini, dia lupa bahwa itu
adalah rizki Allah kepada hamba-hamba-
Nya yang shalih sebagai karomah bagi
mereka dan Allah berkuasa atas segala
sesuatu. Dan hal seperti ini sudah sering
terjadi di banyak peristiwa pada masa
Rasulullah dan para sahabatnya, di mana
Allah melimpahkan makanan dan minuman,
lalu mereka makan dan minum dari
makanan dan minuman yang hanya cukup
untuk sedikit orang saja.
Pelajaran-Pelajaran & Faedah-
Faedah Hadis
1. Adanya karomah bagi hamba-hamba
Allah yang shalih. Hal ini ditetapkan oleh
banyak dalil yang sampai pada tingkat
mutawatir, dan beriman kepada karomah
para wali termasuk akidah Ahlus Sunnah
wal Jamaah.
2. Akan tetapi, karomah hanya terjadi pada
para wali yang benar-benar bertaqwa.
Sesuatu yang di luar batas kewajaran
mungkin saja terjadi pada orang terusak di
muka bumi ini, dan di antaranya adalah
Dajjal yang telah diberitakan oleh
Rasulullah.
3. Tidak boleh memberitakan karomah
seorang hamba Allah kecuali diyakini
kebenarannya atau dengan kesaksian atau
penglihatan. Banyak sekali dusta dalam hal
ini dari para pembual dan pendusta yang
memainkan akal manusia. Mereka
mengklaim secara dusta karomah untuk
diri mereka atau syaikh mereka.
4. Besarnya keutamaan doa. Allah telah
mengabulkan doa wanita ini. Sebagaimana
Allah berfirman, artinya, "Dan Tuhanmu
berfirman, 'Berdoalah kepada-Ku, niscaya
Aku perkenankan bagimu." (QS. Ghafir: 60)
5. Adanya orang shalih pada zaman umat
terdahulu.
6. Dari hadis ini kita mengetahui bahwa
manusia sejak dulu telah mengenal adonan
dan roti. Mereka mengenal penggilingan
untuk menghaluskan bijibijian, nampan
untuk adonan, dan cetakan untuk membuat
dan mematangkan roti.
[Sumber: Kisah-Kisah Shalih Dalam al-
Qur'an & as-Sunnah [Edisi Indonesia],
Syaikh Umar Sulaiman al-Asqar, pent. Tim
Pustaka Elba, Pustaka Elba, Surabaya]